Antara Cinta dan Penguasaan diri

Hari terasa berbeda,saat aku merenung dalam kesendirian,kurasakan sesuatu yang sesak di dada,sebuah rindu yang harus dilampiaskan dengan sesuatu,sepertinya ini yang disebut sebuah rindu karena cinta.
Tak pernah terpikir olehku bahwa rasa cinta yang lama terpendam akan menjadi seperti aliran sungai yang terbendung yang makin lama akan membuat air yang terbendung semakin membesar sampai saat bendungan tidak kuat lagi menahan tekanan air dan akhirnya bendungan tersebut hancur dan menghasilkan banjir bandang.


Sepertinya ingin jiwa ini berteriak sekuat tenaga dan berdiri di atas bukit batu yang tinggi lalu menjerit sekuatnya sampai menjadi lega.
Rasa ini harus dibawa kemana saat cinta yang begitu besar mengalir dengan membawa serta rasa takut kehilangan.
Bodohkah perasaan ini?
Tuhan seharusnya aku tidak perlu menggerakkan cinta sebelum waktunya,bukankah saat ini cinta tersebut sudah bergerak dan aku hanya mempunyai sedikit kontrol atasnya.
Apa yang harus kuperbuat?
Diam dalam keheningan dengan sejuta rasa sesak ini,atau aku harus pergi jauh ke tempat yang belum pernah aku datangi dan menjadi musafir yang patah hati?

Tuhan seandainya aku boleh memilih tentang apa yang harus kulakukan,aku akan datang menemuinya dan aku akan mengatakan,heeeeiiiiiii hari ini aku benar-benar ingin mencurahkan perasaan ini, Aku......jatuh hati padamu,bisakah kamu merasakannya?
Aku akan diam sesaat dan menarik nafas,dan melanjutkan perkataanku.
Sambil menatap matanya,aku akan berkata,apakah kamu merasakan hal yang sama kepadaku?
Dengan hati berdebar aku menunggunya mengucapkan sesuatu.
Dia diam dan sepertinya matanya berbinar dengan sedikit air mata.
Jika dia mejawab iya dia takut ini belum saatnya.
Jika menjawab tidak,dia tidak ingin melukai hatiku.

Lihatlah cinta itu begitu membingungkan,membuat kecerdasan menjadi tumpul,membuat kebijaksanaan bersembunyi.
Tapi dia yang berpengetahuan mengerti apa yang harus diperbuat.
Cinta adalah sesuatu yang harus dikuasai atau kita yang dikuasai,cinta yang tidak terkontrol sama seperti racun yang membinasakan.
Cinta adalah anugrah bahkan dasar segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah cinta kasih.
Tapi cinta harus ditabur di tanah yang baik supaya bisa bertumbuh dan menghasilkan lebih banyak cinta.

Dan mengenai penolakan,bukankah itu bagian dari resiko cinta,jangan pernah takut terhadap penolakan,jika cintamu tidak bisa diterima oleh seseorang,cintamu akan kembali kepadamu dan percayalah pada waktunya cintamu akan jatuh di tanah yang tepat,yang subur dan akan bertumbuh menjadi air kehidupan yang menyejukkan.
Pesan dari tulisan ini adalah tetaplah mencintai meskipun engkau tertolak,tetaplah memberi meskipun pemberianmu diabaikan,karena akan tiba saatnya bahwa ketulusan akan selalu menang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar